Minggu, 21 Februari 2016


Ketika Takdir Tuhan Menjodohkan Kita
Catatan ku

Nama aku Myra Alatasyah  , sejak di usia ku yang ke 18 aku selalu bermimpikan untuk segera menikah . Karena aku tidak ingin mengumbar cinta di hadapan khalayak , hingga akan menimbulkan segala macam fitah untuk diri ku dan juga keluarga .   Entah mengapa dan bagaimana alasannya aku bisa iri melihat kakak ku sendiri , yang begitu romantis dan bahagia dengan status barunya sebagai pasangan  suami istri .  Dia bisa dengan bebas bermesraan dan bercanda gurau dengan penuh kasih sayang,begitu sering pula aku melihat di akun social nya , mereka saling berkomentar mesra  dan  juga rindu yang sering   mereka pamerkan .

“ Menikah.. menikah .. “ begitu lah pikiran aku
Di kala waktu senggang ku isi kan semua dengan lamunan kapan aku menikah , dengan seribu tanda tanya yang mengelilingi di kepala ku . Apalagi aku juga punya sahabat di kampus yang sama-sama mengistiqomahkan hati dan berharap segera menikah . Pikiran pun semakin kacau , membahas pernikahan yang ku nanti , namun tak pernah aku ketahui apakah aku sudah siap menjadi seorang istri dan ibu yang baik ? dan siapa yang akan menjadi suami ku ? sampai saat ini pun aku merasa dalam kebimbingan . 

Ada laki-laki yang sudah siap, dan menginginkan aku jadi makmum nya, namun sayang..
Hati aku masih ragu atas cinta yang ia miliki , memang dia merupakan tipe laki-laki yang dulu aku idamankan yaitu cerdas, dewasa , bijaksana dan juga mapan tanpa ku berharap wajah yang rupawan . Namun  Tuhan sangat cepat mendatangkannya , bahkan aku mengenalnya sejak SMA kelas 1 . Akan tetapi hingga sekarang ini dia tak pernah ku izinkan datang kerumah, dan dia pun tak pernah memaksa untuk menemui kedua orangtua ku.
 Yaa..  Dia merupakan mantan pacar aku …
Memang aku telah menyesal pernah berpacaran, bahkan aku melakukannya  dengan backstreet . Dan paling parah , untuk pertama dan terakhir kalinya aku bergandeng tangan dengannya saat menonton di Bioskop. Heran, entah kenapa saat itu aku malah menikmatinya bahkan aku merasa kehilangan  ketika genggaman nya lepas dari tangan ku. Kenapa ini juga  menjadi yang  terakhir ? Yaaa .. hal itu terjadi karena seminggu setelah itu ,  kami putus . Bahkan sempat hilang kontak,  namun aku berusaha menghubungi dan menagih janji nya .

Janji ..
Dulu dia pernah berjanji untuk tetap menjaga silaturahmi , walau kelak status kami tak lagi sebagai pacar . Dan aku pun tidak ingin kehilangan sosoknya , meski sebagai teman aku tetap bisa merasakan bahagia dan bersyukur.  Mungkin hal ini terjadi karena kesalahpahaman aku tentang cerita yang ia sampaikan pada malam itu, hingga aku memilih untuk mengakhirinya. Sekarang aku berhasil membuatnya menepati janji, karena hingga saat ini kami masih berhubungan baik. Bahkan aku merasa nyaman dengan status baru ini, dan kedekatan kami pun kian dekat dan saling pegang kepercayaan.
Akan tetapi, hati ku tidak ingin kembali padanya , dan itu menjadi mustahil. Kecuali Allah SWT yang mengizinkan kami untuk bersatu di pelaminan kelak. Aku pun tak akan mampu menolaknya, bahkan untuk menghindar pun ku rasa sangat sulit.

Maka dari itu aku mengikhlaskannya..
Mengikhlaskan hati untuk siapa saja yang mampu menjadi kan aku sebaik-baiknya wanita, dan menjadi kan aku makmun dalam melengkapi barisan jamaah pada sebuah rumah tangga . Entah dia yang berada di masa depan ku atau di belakang ku , aku tak peduli jika memang dia lah di takdir kan oleh Allah SWT untuk menjadi imam  bagi kehidupan ku . Aku percaya , Allah SWT tidak akan pernah salah dalam menjodohkan untuk hamba Nya yang bertawakal di setiap usahanya dalam do’a .

Di dalam lamunan aku , yang aku lakukan di dalam  ruang kelas dimana saat-saat aku harus menunggu dosen di pagi hari . Aku menemukan lamunan yang mampu menyadarkan aku, setelah beberapa orang bercerita tentang indahnya menikah . Aku telah menyadari , bahwa aku belum cukup siap untuk menikah muda, bila yang ku turuti karena nafsu mungkin itu bisa terjadi . Namun kini pemikiran aku berubah ,  menikah bukan hanya membutuhkan cinta . Dalam sebuah pernikahan banyak pertanggung jawaban yang akan menuntut kita .

“ Maka dari itu aku memutuskan untuk berhenti memikirkan sebuah pernikahan dalam waktu dekat. Mengingat aku masih berada di semester 2 ,dan masih banyak harapan aku yang lain untuk membuat orangtua bangga terhadap  prestasi yang akan aku ukir sebagai sejarah keluarga besar . Selain itu, aku juga masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri untuk menikah dengan menjadi wanita sholehah. Mendekati sang pencipta dan mencintai-Nya tanpa menjadi sebuah beban di hati .”

Akhirnya..
Aku fokus untuk kuliah, dan memulai membangun kesukseskan hingga semuanya berakhir  indah . Mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang baik dan unggul, menggali segala potensi yang ada kemudian mengembangkannya . Tak lupa pula untuk mempersiapkan diri untuk menjadi wanita idaman, bisa menjadi istri dan ibu yang baik saat kelak nanti .



SALAM ISTIQOMAH ^_^

PENA MYRA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates