Kamis, 07 Mei 2020


 


Kata  baper  sering  kali  dikaitkan  dengan  perempuan. Dengan  alasan perempuan lebih  menggunakan  perasaannya dibandingkan dengan logika. Maka ada istilah  bahwa perempuan bekerja  dengan 1  akal  dan  9  nafsu  sedangkan  laki-laki  dengan 9  akal dan  1  nafsu. 

Ketika  kedua  makhluk  itu  cenderung untuk  saling  jatuh  cinta  (masa  PDKT), maka mereka akan mengalami  baper dan merasa ada harapan setelah  ini. Buruknya, jika  mereka gagal  menciptakan  sebuah  hubungan  sebagai  sepasang  kekasih.  Akan  muncul istilah  ‘ada  yang  terlalu baper’  dan  ‘pemberi  harapan palsu’ keduanya ini saling berkaitan.  Karena keduanya  sudah memberi cap  kepada salah satu dari mereka begitu merasa menjadi korban. 


Beberapa waktu  lalu,  ada seorang sahabat tiba-tiba WhatsApps meminta penulis  untuk  memberikan nasehat  pada sahabat  kami yang kebetulan satu kantor dengannya. Dia menceritakan bahwa  teman-teman kantornya kasihan dan gemas melihat sahabat kami ini galau dan kebaperan  dengan sosok laki-laki selama lebih dari setahun.


Kok bisa? Jadi laki-laki ini dikabarkan memang baik ke semua rekan kerjanya, terlebih dengan perempuan. Hingga sahabat penulis ini menjadi salah satu perempuan yang senang akan kebaikannya dan menjalin kedekatan (saling perhatian, bercanda dll). Namun sayangnya, laki-laki ini juga melakukan kedekatan dengan perempuan lain dan pernah terjadi kasus “labrak” pada sahabat penulis.


Baiklah, sedikit cerita diatas bukan  untuk mengadili pihak  siapa  yang salah. Tetapi  penulis ingin   mengajak pembaca memiliki sudut  padang yang  objektif  dalam melihat  sebuah perkara dan menanggapi dengan bijak.


Sejak SMA, penulis sudah mulai belajar  memahami karateristik laki-laki dan perempuan. Maka untuk sosok laki-laki yang  diceritakan diatas itu sebenarnya banyak ditemukan. Walau demikian, biasanya wajah yang dimiliki tidak menunjukkan laki-laki “playboy”. Sikapnya yang baik, perhatian, dan murah senyum membuat kaum hawa ini mudah menaruh hati dan baper.

“Ah, perempuan terlalu  baper” 

Kata-kata itu  sebenarnya  tidak begitu  tepat, karena pada dasarnya makhluk  yang  bernama  perempuan itu  memang  dilahirkan  untuk  bersikap lemah  lembut dan berperasaan. Maka  apabila dikatakan bahwa perempuan baperan, itu wajar!

Jadi  benar, “Laki-laki  yang sering baperin  dan  PHP-in?”  Eittts, tenang dulu.

Laki-laki bersikap baik, perhatian, dan bertanggungjawab terhadap perempuan itu memang tugasnya menjaga perempuan. Bayangkan jika ada perempuan yang dikenal pulang tengah malam dan sendirian, masa harus dibiarkan? Melihat perempuan kesulitan membawa barang, memang sudah seharusnya ditolong.


Sampai disini,  kita sebagai perempuan mau  memahami  bahwa  segala pertolongan  dan  kebaikan  laki-laki  tidak selamanya bertanda dia memiliki  rasa suka.


Kemudian,  bagi laki-laki juga harusnya mau memahami bahwa kita semua  tahu  perempuan itu  baperan. Maka bersikaplah sewajarnya saja, jangan memberikan perhatian lebih hingga berujung memberi harapan. Jika memang memiliki rasa  suka, itu  tidak  masalah. Yang menjadi  masalah  adalah  ketika  kalian melakukan itu hanya sebagai pembuktian bahwa kamu berhasil menaklukkan hati perempuan. Sama halnya kalian sebagai perampas (penjahat), mengambil hatinya lalu ditinggalkan  dan tersisa luka.

Maka  jadilah laki-laki sebagai pelindung  perempuan, menghormati  dan bertanggung jawab. Bukan sebagai perusak apalagi melukai hati  perempuan,  terutama  ibu.

Dan untuk kita, jadilah perempuan yang mahal dengan memiliki sikap yang lembah lembut  dan cerdas. Gunakanlah sedikit akal itu untuk mengatur perasaan, jangan sampai menjadi bodoh pada hal yang keliru.


Demikian  dari  penulis,  terima  kasih  sudah  membacanya. Semoga  bisa betemu pada  tulisan  berikut  dengan  tema yang  lebih  seru.

 

 

 


PENA MYRA . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates