Baper, Salah Siapa?
Kata baper sering kali dikaitkan dengan perempuan. Dengan alasan perempuan lebih menggunakan perasaannya dibandingkan dengan logika. Maka ada istilah bahwa perempuan bekerja dengan 1 akal dan 9 nafsu sedangkan laki-laki dengan 9 akal dan 1 nafsu.
Ketika kedua makhluk
itu cenderung untuk saling
jatuh cinta (masa
PDKT), maka mereka akan mengalami
baper dan merasa ada harapan setelah
ini. Buruknya, jika mereka
gagal menciptakan sebuah
hubungan sebagai sepasang
kekasih. Akan muncul istilah ‘ada
yang terlalu baper’ dan
‘pemberi harapan palsu’ keduanya
ini saling berkaitan. Karena
keduanya sudah memberi cap kepada salah satu dari mereka begitu merasa
menjadi korban.
Beberapa waktu
lalu, ada seorang sahabat
tiba-tiba WhatsApps meminta penulis
untuk memberikan nasehat pada sahabat
kami yang kebetulan satu kantor dengannya. Dia menceritakan bahwa teman-teman kantornya kasihan dan gemas
melihat sahabat kami ini galau dan kebaperan
dengan sosok laki-laki selama lebih dari setahun.
Kok bisa? Jadi laki-laki ini dikabarkan memang baik ke semua
rekan kerjanya, terlebih dengan perempuan. Hingga sahabat penulis ini menjadi
salah satu perempuan yang senang akan kebaikannya dan menjalin kedekatan
(saling perhatian, bercanda dll). Namun sayangnya, laki-laki ini juga melakukan
kedekatan dengan perempuan lain dan pernah terjadi kasus “labrak” pada sahabat
penulis.
Baiklah, sedikit cerita diatas bukan untuk mengadili pihak siapa
yang salah. Tetapi penulis ingin mengajak pembaca memiliki sudut padang yang
objektif dalam melihat sebuah perkara dan menanggapi dengan bijak.
Sejak SMA, penulis sudah mulai belajar memahami karateristik laki-laki dan
perempuan. Maka untuk sosok laki-laki yang
diceritakan diatas itu sebenarnya banyak ditemukan. Walau demikian,
biasanya wajah yang dimiliki tidak menunjukkan laki-laki “playboy”. Sikapnya
yang baik, perhatian, dan murah senyum membuat kaum hawa ini mudah menaruh hati
dan baper.
“Ah, perempuan terlalu
baper”
Kata-kata itu
sebenarnya tidak begitu tepat, karena pada dasarnya makhluk yang
bernama perempuan itu memang
dilahirkan untuk bersikap lemah lembut dan berperasaan. Maka apabila dikatakan bahwa perempuan baperan,
itu wajar!
Jadi benar,
“Laki-laki yang sering baperin dan
PHP-in?” Eittts, tenang dulu.
Laki-laki bersikap baik, perhatian, dan bertanggungjawab
terhadap perempuan itu memang tugasnya menjaga perempuan. Bayangkan jika ada
perempuan yang dikenal pulang tengah malam dan sendirian, masa harus dibiarkan?
Melihat perempuan kesulitan membawa barang, memang sudah seharusnya ditolong.
Sampai disini, kita sebagai perempuan mau memahami bahwa segala pertolongan dan kebaikan laki-laki tidak selamanya bertanda dia memiliki rasa suka.
Kemudian, bagi laki-laki juga harusnya mau memahami bahwa kita semua tahu perempuan itu baperan. Maka bersikaplah sewajarnya saja, jangan memberikan perhatian lebih hingga berujung memberi harapan. Jika memang memiliki rasa suka, itu tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kalian melakukan itu hanya sebagai pembuktian bahwa kamu berhasil menaklukkan hati perempuan. Sama halnya kalian sebagai perampas (penjahat), mengambil hatinya lalu ditinggalkan dan tersisa luka.
Maka jadilah laki-laki sebagai pelindung perempuan, menghormati dan bertanggung jawab. Bukan sebagai perusak apalagi melukai hati perempuan, terutama ibu.
Dan untuk kita, jadilah perempuan yang mahal dengan memiliki
sikap yang lembah lembut dan cerdas.
Gunakanlah sedikit akal itu untuk mengatur perasaan, jangan sampai menjadi
bodoh pada hal yang keliru.
Demikian dari penulis,
terima kasih sudah
membacanya. Semoga bisa betemu
pada tulisan berikut
dengan tema yang lebih
seru.